KABAR PAPUA

Maju Membangun Bangsa

Draft Resolusi yang Mengubur AS dan NATO

Situasi dunia saat ini hampir serupa dengan yang terjadi di awal perang dunia ke-2. Jerman yang tidak mampu membayar utang pampasan dari perang dunia ke-1 berangkat perang menuju Laut Kaspia untuk menjarah kekayaan bumi Rusia. Perang Dunia ke-2 tidak ada sangkut pautnya dengan kebohongan pemusnahan dan pemerasan kaum yahudi. Kekuatan ekonomi Britania yang memudar, dengan dibantu Amerika Serikat mencoba menghalangi bangkitnya kekuatan industri baru, Jerman.
Dengan utang perbankan yang berputar-putar antara Jerman dan Perancis yang berhubungan dengan pampasan perang, dimana kemudian Perancis ditagih Amerika Serikat atas permintaan Inggris untuk program sewa/pinjam di waktu Perang Dunia ke-1 adalah awalnya. Sesungguhnya Jerman tidak mampu membayarnya tanpa memiskinkan dirinya, seharusnya ia melalaikan kewajibannya menggunakan cara yang digunakan Islandia atau Argentina masa kini untuk menyingkirkan utangnya.
Sampai di sini kita tahu bahwa perang dunia ke-2 tidak dimulai oleh Jerman tetapi oleh duo-curang Inggris-Perancis yang kini kita dapati berada di Libya. Negara-negara bangkrut (kecuali Jerman) yang tergabung dalam NATO yang dipimpin oleh Amerika Serikat kini melakukan petualangan penjarahan negeri-negeri dimulai dari Afghanistan, Irak, dan terakhir Libya dengan bermodalkan resolusi PBB dengan pola awal sanksi dan embargo ekonomi dan berlanjut pada invasi atas nama perlindungan sipil, kemanusiaan dan demokrasi.
Setelah berhasil menyerang tiga negara, kembali Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis, negara yang sudah bangkrut secara moral dan finansial, mencoba mengajukan kembali resolusi Dewan Keamanan PBB, kali ini sanksi dan embargo terhadap Suriah. Mereka kena pukulan telak. Secara tiba-tiba, Rusia dan Cina memboikot tahap diskusi dan hari berikutnya menawarkan draft resolusi buatan mereka sendiri, untuk diajukan melalui pungutan suara menggantikan draf resolusi yang diajukan AS, Inggris dan Perancis.
Draft resolusi tawaran Rusia dan Cina intinya mengandung dua hal:
· Pemerintah Suriah harus melakukan reformasi secepat mungkin.
· Pihak oposisi tidak boleh memilih jalan kekerasan, harus melalui dialog dengan memenuhi tuntutan pemerintah dan negara, dsb.
Pada dasarnya, draft resolusi ini merusak rencana mereka dengan pilihan yang serba salah:
· Jika mereka menolaknya, mereka akan membuka kedok sesungguhnya bahwa mereka tidak menginginkan penyelesaian masalah dan ini akan digunakan untuk menghalangi mereka untuk meloloskan apa saja di masa datang, secara diplomatik dilumpuhkan (walau tidak menghentikan perang, jadi kelihatannya pilihan ini yang dipilih).
· Jika mereka mendukungnya, memberi kebebasan bagi Suriah untuk melaksanakan reformasi. Memilih pilihan yang ini sama dengan mengakui kalah.
Jadi yang mana saja adalah racun bagi mereka.
Draft ini sangat menarik karena, menurut seorang diplomat Barat, “Draft Rusia ini didukung oleh Cina, Brasil, India dan Afrika Selatan.” Dan, ini berita baik karena negara-negara BRICS membentuk poros yang akan menggantikan dominasi AS dan Eropa yang mulai pudar. Pemain-pemainnya tinggal menunggu Amerika Serikat menerima kenyataan bahwa kedigdayaannya sudah pudar dan secara ekonomi sudah tidak layak.
Poros ini menandakan bahwa dominasi ekonomi dunia telah bergeser ke Timur dan ke Afrika. Kapitalisme Barat telah diganti dengan sesuatu yang berbeda. Asia memiliki semua uang dan kapasitas produksi yang ada, sementara sistem ekonomi Barat yang ambruk dengan mata uang dollar AS yang masih mengendalikan (Wall Street, NYMEX) permainan ini (piramida Ponzi), akan digantikan oleh BRICS dengan sistem yang lebih ke multilateral.
Di Eropa, kita melihat satu negara bangkrut menjamin satu negara bangkrut lainnya dengan mencetak uang lebih banyak lagi. Jerman, satu-satunya negara yang ekonominya sehat yang tidak bergantung pada turisme, diharapkan untuk menebus mereka semua, tetapi ini secara ekonomi tidak mungkin.
Satu-satunya yang merintangi proses pengalihan yang tuntas adalah karena pengeluaran militer AS yang besar sekali, hingga menghancurkan ekonominya. Dan, tidak ada satu orang pun yang menghendaki perang nuklir. Jadi, yang ditunggu adalah disintegrasi Amerika Serikat secara perlahan-lahan yang terlihat dengan pemotongan anggaran domestiknya pada program-program sosial dalam rangka pengalihan pengeluran lebih banyak pada anggaran militernya yang tak berguna yang telah kalah di setiap perang semenjak PD ke-2 meskipun dengan pengeluaran yang besar-besaran dan teknologi yang tinggi.
Hanya dengan bom-bom murahan di pinggir jalan dan Nasionalisme adalah yang dibutuhkan untuk mengalahkan AS di Irak dan Afghanistan, pelajaran yang harusnya mereka petik di Vietnam. Militer AS menjadi bahan tertawaan ketika mereka menghabiskan AS$30milyar dalam setahun hanya untuk menyediakan alat pendingin untuk pasukannya di padang pasir. Jenderal-jenderal pandirnya tidak dapat melihat bahwa ketika biaya yang dikeluarkan lebih besar dari keuntungan yang didapat, seharusnya ditinggalkan saja. Malahan, mereka melanjutkannya dengan kesombongan, keangkuhan dan patriotisme yang tidak masuk akal yang tidak akan merubah keadaan ekonomi AS yang memburuk.
Tampak sekali kecemasannya, AS memegang mata uang dunia, tetapi ia bangkrut dan tidak dapat membayar utang-utangnya yang ditanggung tanpa mencetak uang atau menguangkan utangnya. Tidak ada lagi tersisa aset (utang) yang dapat digelembungkan yang bisa memberi ilusi kemakmuran. Bagaimana caranya bisa menjadi makmur dengan mengumpulkan utang yang begitu besar? Yang tersisa tinggal benar-benar hanya ilusi kemakmuran bagi bagi orang-orang yang jatuh miskin, bangkrut, tidak punya kerja dan rumah di Amerika. Kerusuhan di Inggris hanyalah gladi kotor untuk apa yang akan terjadi di Amerika Serikat.
Cina, negara kreditor AS terbesar dapat melihat bahwa ia sekarang memegang kertas-kertas AS yang tak berharga, tetapi paling tidak mereka masih mempunyai pabrik-pabrik yang ada wujudnya. Pabrik-pabrik ini yang nantinya menyediakan barang-barang murahan ke negara-negara BRICS.
Biasanya, kekuatan industri yang meredup berangkat menuju perang dunia mencoba-coba membalikkan keadaan ekonominya yang memburuk dan menghalangi bangkitnya kekuatan industri baru. Kali ini permainannya telah berubah, Cina, kekuatan industri baru, adalah juga kreditur tebesar AS (kekuatan ekonomi yang pudar) dan AS tidak bisa bertarung dalam perang tanpa pembiayaan Cina. Irak dan Afghanistan memperagakan kelemahan-kelemahan AS baik secara militer, finansial, ekonomi, politik, diplomatik dan moral yang kini di-eksploitir negara-negara BRICS.
Cina membiayai perang AS di Afghanistan, Irak dan di tempat lainnya sebagai cara yang cerdas untuk melemahkan kekuatan militer AS tanpa harus menembakkan satu peluru pun. Masyarakat Amerika hidup di angan-angan, sampai-sampai ada seorang senator yang pikun, dengan nama John McCain, meminta perubahan rejim di Rusia dan Cina. Si zionis pandir tanpa otak ini tidak mengerti implikasi dari ocehannya..(Hakim)

29 Agustus 2011 Posted by | Kabar Terkini | | Tinggalkan komentar

Tahun Ini, Lima Kampung di Supiori Nikmati Listrik

SUPIORI — Bupati Supiori, Fredrik Menufandu,SH,MH,MM., terus menseriusi masalah listrik di Kabupaten Supiori. Setidaknya untuk akhir Tahun 2011, dua wilayah akan terlayani listrik dari PT. PLN Cabang Biak Numfor yakni wilayah Ibu Kota Supiori, Sorendiweri, dan Wilayah Distrik Supiori Selatan dari tenaga turbin.
“Kita sedang bekerja dan terus berupaya, agar masalah listrik bisa\ melayani kebutuhan Supiori. Target kita tahun ini, Kampung Meos Arwai, Kota Sorendiweri, Kampung Mansoben, Kampung Paryem dan Pasar Induk Supiori Masrama dilayani Listrik dari PLN, sedangkan untuk Supiori Selatan, tahun ini juga nyala, pakai listrik dari pembangkit tenaga Turbin,” ungkap Bupati, saat mengunjungi tempat penampungan peralatan pembangkit di Korido, Distrik Supiori Selatan, jumat (5/8) sore pekan kemarin.
Bupati yang didampingi Asisten Bidang Umum Setda Kabupaten Supiori saat kunjungan tersebut, mengatakan kendala pembangunan Supiori selama tujuh tahun terakhir adalah masalah listrik. Pasalnya ketergantungan serta tuntutan teknologi informasi dan komunikasi yang saat ini dimanfaatkan Pemerintah tidak terlepas dari pasokan energi listrik yang diperolehnya.
Kalaupundisiasati dengan pembangkit-pembangkit kecil dan\ sebagainya, menurut Bupati biaya pemeliharaan, biaya operasional serta energi yang dihasilkannya terlampau kecil dan berpotensi merusak peralatan elektronik lainnya yang konsekuensinya adalah anggaran Pemda Supiori akan terus membengkak dari tahun ke tahun.
Oleh sebab itu, untuk wilayah Distrik Supiori Selatan, Korido, yang\ berjarak satu setengah jam perjalanan darat dari Ibu Kota Kabupaten Supiori, Sorendiweri, kata Fred, pihaknya akan memanfaatkan energi listri dari tenaga turbin. Untuk tenaga turbin, ini Pemda Supiori telah membendung sungai Masriv. Sementara ini, energi yang dihasilkan adalah 27 KVA yang dibangun pada tahun 2010 lalu, dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah Ibu Kota Distrik Supiori Selatan, sementara masyarakat di beberapa kampung lainnya yang terdekat belum terlayani karena keterbatasan energi dan kabel jaringan. Nah, agar semua masyarakat terlayani maka di tahun 2011 ini akan mulai dibangun jaringan dari kampung Ramardori hingga kampung Abiaibiadi, dengan total energi yang akan dihasilkan adalah 83 KVA.
“pasang ke semua rumah penduduk, tanpa terkecuali, semua rumah penduduk yang bisa terjangkau dengan listrik ini jangan terlewatkan, bila perlu rumah penduduk yang mungkin saja menurut kontraktor tidak layak, juga harus menikmati listrik,” tandas Fred .

22 Agustus 2011 Posted by | Kabar Terkini | | Tinggalkan komentar